Wednesday, July 22, 2009

Tepat Pasangnya, Puas Hasilnya

Untuk mendapatkan hasil maksimal, pemasangan beton ringan aerasi tidak boleh sembarangan.

Kunci utama pemakaian material ini adalah proses pemasangannya yang harus tepat. Untuk mendapatkan hasil memuaskan, pemasangannya harus sesuai dengan aturan yang diisyaratkan.

Pemasangan yang tidak sesuai dengan prosedurnya membuat material ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Salah satu kesalahan yang kerap terjadi adalah ketebalan campuran pasangan tidak merata sehingga elevasi permukaan beton aerasi yang terpasang tidak sama.

"Untuk mengatasi agar ketebalan campuran pasangan atau spesi merata, pemasangan campuran bisa menggunakan trowel yang ukurannya lekukannya sekitar 3 mm. Di pasaran, trowel seperti ini sudah bisa didapatkan," ujar Ir. Elisa Haryohugoro, Marketing Manager PT Duta Mortar Sejati, produsen beton ringan aerasi merek Hebel.

Peralatan seperti trowel ini harus disiapkan sebelum pemasangan. Selain trowel, alat lain yang harus dipersiapkan diantaranya waterpass untuk menyamakan elevasi permukaan, palu dengan ujung karet dan benang.

Pada dasarnya, pemasangan beton ringan aerasi hampir sama dengan pemasangan bata. Jadi tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa memasang beton ringan aerasi susah. Berikut langkah-langkah pemasangan beton ringan aerasi.

1. Siapkan balok sloof pondasi jika beton ringan akan dipasang di lantai dasar. Jika di lantai atas, pastikan beton balok atas telah kering. Periksa juga permukaannya, apakah sudah rata atau belum. Jika belum, Anda harus meratakan permukaannya dengan tambahan beton.
2. Siapkan campuran pasangan atau spesi. Sebisa mungkin gunakan mortar atau semen instan agar komposisi perbandingan antara semen dan pasir bisa konsisten.
3. Lapisi blok beton ringan dengan campuran semen dan pasir sebagai lapisan dasar. Pastikan campurannya tersebar merata. Setelah itu, tarik benang untuk mendapatkan kelurusan permukaan dinding horizontal.
4. Pasang blok beton ringan aerasi pada ujung dinding. Tekan dan pastikan blok terpasang dengan sempurna. Setelah itu pasang blok di sebelahnya . Untuk baris paling bawah, usahakan untuk memasangnya hingga penuh terlebih dahulu. Setelah terpasang, cek elevasi permukaannya dengan menggunakan waterpass. Jika belum rata, tekan kembali dengan menggunakan palu karet. Atau jika perlu bongkar kembali blok yang sudah terpasang.
5. Setelah baris paling bawah terpasang, kemudian dilanjutkan dengan baris kedua. Untuk pemasangannya harus berselang sama seperti memasang bata. Tujuannya, untuk mendapatkan kerapatan dan kekuatan pemasangan. Pada saat pemasangan baris kedua, usahakan mortar campuran pasangan terlebih dahulu dioleskan di blok yang sudah terpasang. Cek kembali elevasi permukaannya. Apakah sudah rata atau belum? Jika sudah rata, dilanjutkan baris ketiga hingga mencapai ketinggi yang direncanakan.

Tetap Harus Diplester Dan DiaciKesalahan terbesar pemakaian beton ringan aerasi untuk dinding adalah permukaan dinding tidak diplester dan diaci. Mengingat material ini berbahan dasar pasir silika, semen dan kapur, maka material ini memilki kelemahan yaitu tidak tahan abrasi air.

Untuk mengatasi abrasi air, permukaan dinding harus diplester dan diaci. Menurut Elisa, plesteran dan acian hukumnya wajib dilakukan. Bahan plesteran dan acian sebaiknya menggunakan mortar atau semen instan yang khusus dipergunakan untuk plesteran maupun acian. Bukan dengan membuat campuran plesteran secara manual. Tujuan utamanya tak lain agar hasil plesteran atau acian bisa maksimal dan dinding terlihat lurus.

Sumber: Tabloid Rumah

Share :

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...