Friday, July 10, 2009

Beton Ringan Pengganti Bata

MEMBANGUN hunian tak lagi mutlak mengandalkan bata merah. Beton pun bisa dijadikan pilihan. Beton tergolong istimewa karena ringan.

Vicentius Totok Noerwasito, arsitek dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS, menyatakan bahwa beton ringan alternatif bata kerap disebut bata ringan. Hal itu bertujuan memudahkan pengertian. "Istilah tersebut sudah akrab bagi pemakai bahan bangunan dinding," katanya.

Menurut Totok, perbedaan mendasar antara beton dan bata merah terletak pada bahan. Beton ringan dibuat dari pasir dan semen, sedangkan bata atau brick dibuat dari tanah liat.

Selain bahan, pengeringan beton ringan dan bata merah berbeda. Beton ringan dikeringkan dengan sistem autoclave. Karena itu, beton atau bata ringan tersebut akrab juga disebut autoclaved aerated concrete (AAC). Sementara, bata merah membutuhkan pembakaran.

Hal lain yang membedakan adalah industri pembuatnya. Bata merah dapat dikerjakan industri kecil, sedangkan beton ringan dikerjakan industri besar. "Itu juga membuat harga kedua bahan ini berbeda jauh," jelas pria 53 tahun tersebut.

Beton ringan mempunyai beragam keunggulan. Salah satunya, tahan api. Sebab, bahan dasar dan proses produksinya dibuat tidak padat, tapi tahan terhadap tekanan gaya. Itu semua dihasilkan berkat teknologi pembuatannya yang relatif lebih tinggi daripada teknologi beton biasa.

Bahan yang tidak padat membuat beton ringan mampu menyerap panas dan hemat listrik. Bahkan, beton tersebut memiliki ketahanan terhadap panas dari luar bangunan. Akibatnya, temperatur di dalam bangunan menjadi lebih rendah. Temperatur yang rendah itu berdampak pendinginan ruang tidak memerlukan energi listrik yang besar. Terutama untuk pemakaian AC. "Beton ringan juga mampu meredam suara karena memiliki rongga halus di dalam bahan," imbuh pria yang pernah menetap di Prancis tersebut.

Kelebihan lain beton ringan adalah pengerjaan yang cepat. Itu disebabkan ukuran yang cukup besar. Beton ringan milik Hebel, misalnya, berukuran 60 x 20 x 10 cm. Nah, ukuran bata merah 25 x 12 x 5 cm. Kalau pemasangan bata 6-8 meter persegi per hari, beton ringan bisa 12-15 meter persegi dalam sehari. Jika kebutuhan beton ringan per satu meter persegi delapan buah, batu bata 33 buah.

"Beton ringan juga mudah dibentuk sesuai dengan kondisi di lapangan, karena mudah dipotong," ujar Hendra Selamat, marketing PT Sinar Buana Perkasa, distributor bata Hebel. Tampilan beton ringan juga lebih rapi dan bersih. Ukurannya pun banyak, mulai yang standar 60 x 20 x 10 hingga jumbo 60 x 40 x 10.

Ada juga beton ringan untuk lantai maupun tangga. "Pemakaian semen juga tidak perlu banyak. Cukup dioleskan tiga mili, antarbeton sudah melekat kuat," tambah Hendra. Namun, semen yang digunakan khusus. Yaitu, semen instan (mortar), bukan semen yang dicampur pasir dan air.

Namun, tidak semua desain bangunan sesuai dengan pemakaian beton ringan. Bahan itu sesuai jika digunakan pada bangunan yang menggunakan bidang lebar dan menghendaki kerapian tinggi. Pada bangunan khusus dan menghendaki detail khusus, bahan yang natural lebih berperan daripada beton ringan. Warna beton yang pucat membuat dinding dengan bahan beton ringan kurang menarik. (ign/nda)

Sumber: http://www.jawapos.com/metropolis_weekend/index.php?act=detail&nid=79639

Share :

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...